WB I 227 Kuncen Wirobrajan

Posted by handarbeni in

wirobrajan oktober 1999

aku masih inget malam itu 00.15 WIB, aku sedang berusaha keras memejamkan mataku...
lampu kamarku masih menyala...
entah kenapa adrenalin ini tidak mau mengalah, sementara kepalaku sudah terasa berat...
kucoba menarik nafas dengan dalam dan berusaha menyelinap masuk ke dalam kepalaku...
mencari sesuatu.... ya, mungkin ada seduatu yang tidak mau kulewatkan malam ini dan berusaha keluar dari anganku...
kutarik benang merah dari peristiwa demi peristiwa di hari itu.... ya hari rabu yang melelahkan di kampus...
setelah semua peristiwa terangkai satu demi satu...

ku hanya bisa bertanya what happens to me....?

kucoba duduk dan bersandar pada dinding kamarku yang terasa dingin...
ya... sedingin hatiku yang membutuhkan kehangatan...
hanya dengan bara kecil... aku yakin bisa menghangatkan hatiku yang sedikit membeku...
kupandangi tembok kamarku yang bercat biru...
ada beberapa poster pemain bola... Paolo Maldini, Ronald Koeman, Ruud Gullit... poster team sepakbola AC Milan...
ku coba berfantasi tentang bola dan bertemu pemain2 fav ku... menonton pertandingan AC Milan di San Siro...
tapi khayalanku itu tetap tidak bisa membuat tenang adrenalin ini...

meronta
meronta
dan meronta...

ku hanya bisa bertanya what happens to me....?

tiba2 kurasakan tenggorokanku kering...
haus.. haus.. haus..
se haus hatiku yang mengharapkan tetesan embun...
ya... walau hanya setetes, tapi aku yakin bisa menghilangkan dahaga ini...
kubangkit dari sandaranku di tembok yang sudah terasa sangat dingin.. di malan itu...

ku duduk di kursi depan meja tempat dimana aku banyak menghabiskan waktu untuk membaca dan menulis...
ku ambil satu gelas air putih, dan kurasakan mulai membasahi tenggororan ku yang kering...
kutarik nafas dalam2 berusaha untuk mencari apa arti semua ini...
jauh.. jauh.. dan semakin jauh...
sampai kutersadar dalam lamunanku...

di atas buku A Child Called 'It' karangan Dave Pelzer yang baru kubaca setengahnya...
sebuah sketsa....
tergambar sederhana oleh sebuah pensil, dari guratan seni yang mendalam seniman malioboro...
berbingkai dari kayu bercat hitam sehingga menambah kesan dan ketajaman wajah itu di dalamnya...
segurat senyum yang belum bisa terlupakan...
pandangan matanya yang tajam menusuk hatiku...
dan geraian rambutnya yang semakin melambungkan harapanku..

kuambil seketsa itu... kupegang dengan ke-dua tanganku...
ku rasakan kehangatan mulai merayap menghinggapi tangan dan merangkak naik...
pelan2 kurasakan debaran jantung ku mulai teratur...
seolah ikut mengerti bahwa sang adrenalin telah malu... dan menyembunyikan diri jauh di dasar lubuk hati...

kubawa sketsa itu ke tempat tidurku yang telah lama menunggu...
kubaringkan badanku, dan sekali lg kupandang sketsa itu...
seolah dia berkata...

tidurlah...
hari esok kita akan bertemu lg...
kan ku hadiahkan sebuah senyum di dalam mimpimu yang akan selalu kau ingat...
di saat kau terlelap maupun kau terjaga..

tiba2 kerinduan berusaha menyelinap masuk dan mencabik2 segumpal darah di dalam dada ini...
menggunakan cakar dan taringnya yang tajam...
ku sadari benteng hatiku masih terlalu lemah untuk bertahan...

ku hanya bisa bertanya what happens to me....?

apa arti ini semua...
beri aku arti sebuah kata...
untuk sebuah nama...
apakah yang kurasakan ini...?

kurasakan hati ini mulai tenang kembali dalam kelelahanya...
mencari dan mencari...
kurasakan kesadaranku mulai berkurang...
semakin kudekap erat sketsa itu...
dan ujung kesadaran mulai nampak dalam kehangatan yang kurasakan...
kudengar sebuah bisikan lembut, dalam heningya malam...

" apa yang kau rasakan kepada "V" itulah yang di sebut... c...i... .... ... ...

dan aku pun tertidur....................




me who everyday awake without you
"V" for vinka

++ sepenggal kisah yang kutulis kembali dari sebuah buku usang yang selalu menemaniku untuk mengagumi mu "V" +++

This entry was posted on Rabu, Maret 12, 2008 at Rabu, Maret 12, 2008 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 comments

Posting Komentar